Selasa, 03 Juni 2014

rindu di atas kereta

Di atas kereta ini, pada malam itu, sewaktu perjalananku kembali ke rumah yang hangat, aku merindukanmu. Rindu yang menyesakkan dada, hingga aku harus kembali belajar untuk menata napas satu satu. 

Apa kau tau, aku ingin duduk disini bersamamu. Aku ingin menceritakan semua cerita yang masih berhasil aku ingat ingat, dan sedikit berharap kau tertawa mendengarnya. Aku pun ingin mendengar ceritamu, tentang dunia dunia yang hanya aku lihat dari jauh, tentang cerita misteri, dan lelucon yang kadang kadang mengejutkkan. Lalu kau menggodaku dengan lelucon yang berulang ulang, tetapi tetap menyegarkan. 

Kemudian aku tersadar, nyatanya aku duduk sendiri di bangku kulit sintetis ini dan memandangi jendela keluar. Di luar malam yang gelap, sawah sawah dan desa desa sepanjang rel tidak terlihat, karena silaunya lampu gerbong ini. Dan pantulan diriku saya yang tergambar jelas di jendela, sebuah wajah menyerah pasrah. Denting piano mengawali lagu mengalunn di telingaku lewat earphone ipod yang mulai kehabisan baterai. Dan sebuah lagu John Legend menguasai pendengaranku.


'Cause all of me loves all of you
Loves your curves and all your edges
All your perfect imperfections
Give your all to me, 
All give my all to you
You're my end and my beginning
even when I lose I am winning

Cause i give you all of me
and you give me all of you

Sepertinya aku tidak kuasa membendungnya, menahannya. Air mata hangat ini mengalir perlahan, saya seperti berada di dimensi lain, seakan berada di luar gerbong itu. Saya seperti berada di sebuah pinggir pantai berbatu, di sebuah semenanjung buatan, dan angin minggu pagi yang hangat. Tapi aku sendiri, menahan dada yang terasa sesak.




aku merindukanmu.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar