Beberapa hari lalu saya membaca kembali buku 5cm, setelah sekarang resmi memiliki bukunya (dulu waktu SMA sukanya minjem.. hehe). Inti cerita dari novel itu tentang kekuatan tekad yang kuat dalam meraih mimpi, dan di novel itu diceritakan perjalanan keenam tokohnya mencapai Puncak Mahameru yang menjadi perjalanan tak terlupakan dan mengubah hidup mereka.
Di salah satu chapter dari 5 cm menceritakan perjalanan mereka melintasi tempat tempat yang luar biasa indah di pendakian menuju Mahameru: Ranu Pane, Ranu Kumbolo, Arcopodo, Kalimati, dan padang stepa, sabana yang mengagumkan. Kemudian saya menemukan beberapa paragraf yang menceritakan mereka menjumpai bunga bunga edelweiss yang cantik dan tumbuh di jalur pendakian menuju Mahameru. Saya tiba tiba teringat sesuatu, rasanya seperti tiba tiba me-rewind memory..
2010
Dia bersama beberapa teman MAPALA nya melakukan perjalanan ke Probolinggo untuk melakukan pendakian ke Gunung Argopuro selama seminggu. Dan selama itu pula saya tidak bisa berkomunikasi sama sekali dengannya karena memang tidak ada akses komunikasi sama sekali dengan dia yang sedang melakukan pendakian. 1 minggu tanpa komunikasi, yeaah.. kangen lumayan parah (maklumlah, anak muda lagi awal pacaran :P)
Seminggu yang terasa sangat panjang itu akhirnya terlewati juga. Dia kembali bersama teman temannya ke kesekretariatan dengan look- yang awut awutan dan segala carier dan tetek bengek perlengkapan mendaki. Badannya bau kecut (pasti g mandi bersih) dan kumis dan cambangnya mulai tumbuh nggak beraturan gara gara nggak bercukur beberapa hari (meskipun seksi sih sebenernya.. wkwkwkwk).
Sore itu dia membagikan beberapa oleh oleh kecil, semacam souvenir dari kerang ke beberapa teman di kesekretariatan karena sepulang naik gunung katanya dia dan teman teman mampir di pinggir pantai dulu. Saya sendiri dapet satu dan masih tersimpan baik di rak bawah meja belajarku.
Selepas hahahihi bentar, saya mengantarkannya kembali ke kos, dan bersiap pulang. Sebelum pulang, dia memberikan sebuah hadiah kecil lagi kepada saya. Seikat kecil bunga Edelweiss berwarna coklat.
Ekspresi pertama: kaget, ekspresi kedua: seneng banget (kalau dipikir pikir romantis juga yaaah), ekspresi ketiga: tiba tiba jengkel. Saya cukup membaca dan paham bahwa bunga edelweiss adalah tumbuhan endemik yang sudah masuk kategori langka dan dilindungi di beberapa taman nasional di beberapa gunung. Dan menyebalkannya, dia yang notabene anak mapala yang juga paham benar mengenai hal itu malah dengan sengaja membelinya sebagai kenang kenangan, tidak mendukung sepenuhnya usaha pelestarian bunga cantik itu kaan.
Iyaa sih rasanya seneng banget saat dia punya pemikiran dan keinginan untuk memiliki hubungan yang abadi, cinta yang abadi. Tapi dengan simbolisasi dan mitos pada bunga Edelweiss? For me, It is a big NO. Harapan tentang cinta abadi tidak bisa disimbolkan dengan bunga Edelweis yang istimewa itu. Untuk saya, cinta adalah tentang realitas hidup dan bersama sama menghadapinya dengan saling menjaga dan menyayangi.
Saat itu juga saya menolak menerima hadiah itu dan mencak mencak (marah marah) padanya. Dia hanya mendengarkan dan sedikit pembelaan diri, yang akhirnya memang merasa bersalah juga. Dia bersikeras aku menerima bunga itu dan menyimpannya dengan ekspresi kecapean, kurang tidur dan mandi. Akhirnya aku luluh juga.. meskipun tetap bunga Edelweiss tidak mempengaruhi pendapatku mengenai tentang mitos yang ada padanya. It is just bunch of small flowers. Special flowers.
2014
Setelah membaca bagian padang dengan bunga Edelweiss di novel 5cm, aku berusaha mengingat ingat kembali dimana bunga itu aku taruh. Terakhir yang saya ingat, saya menaruhnya di rak paling atas, lemari baju yang lama, bersama boneka boneka lama dan koleksi tasku. Sekarang lemari itu tidak saya pakai lagi dan saya kehilangan jejak bunga Edelweiss itu. Entah ada dimana bunga itu sekarang, sepertinya tidak ada yang berniat membuangnya. Hanya saja saya lupa menaruhnya. Maaf yaa...
Dan mengenai mitosnya tentang cinta.. well, Tuhan mungkin tidak menggariskan saya berjodoh dengan dia untuk ikatan cinta.
and Edelweiss can't help it either..
Bukan disini rumah Edelweiss,
Rumah Edelweiss ada di dataran tinggi dan di hati kita semua yang membuatnya tetap hidup abadi.
Tetaplah selalu indah di sana, Edelweiss.. :)
sumber gambar: Google.com
_Nite at Pink Room sambil nyuci baju_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar