Maret ini, Bapak resmi pensiun. Secara resmi menurut hukum kepegawaian sudah tidak berkarya lagi sebagai abdi negara, sebagai Guru Olahraga SD yang telah mengabdi mengajar selama 30 tahun. Masa kerja Bapak sudah selesai, dan kini menyandang status baru yaitu pensiun.
Sebelumnya Bapak saya ini bekerja sebagai Guru Olahraga di sebuah SD Negeri di perbatasan paling timur Klaten, yaitu SD Sidowarno I, Kecamatan Wonosari. SD yang dikelilingi persawahan yang hijau dan dekat dengan sungai Bengawan Solo sebagai perbatasan Klaten-Sukoharjo. Perjalanan naik kendaraan bermotor dari lokasi rumah ke tempat kerja Bapak memakan waktu sekitar 20-30 menit. Dan bisa lebih bila ditempuh dengan sepeda. Dan Bapak pernah merasakannya selama beberapa tahun mengajar.
Saya merasakan benar rasanya jadi anak PNS Guru dengan penghasilan yang tidak seberapa waktu itu. Naik turun kehidupan ekonomi yang berdampak pada kepemilikan dan kebutuhan akan kendaraan bermotor waktu itu, menyebabkan keluarga saya ini sering berganti kendaraan bermotor, seringnya motor secondhand. Dan pernah dibeberapa waktu Bapak dan mas Andre bersepeda ke tempat kerja atau kampus. Saya lebih sering di jemput atau kendaraan umum karena jarak sekolahan yang cukup jauh dan jumlah kendaraan umum yang terbatas.
Bapak saya sangat kuat dalam menanamkan harapan dan cita cita kepada anak anaknya. Bapak tidak pernah menghalangi anak anaknya memilih sekolah mana yang mau mereka masuki, jurusan apa yang mereka pilih, dan bahkan selalu siap membiayai les tambahan. Dulu saya tidak berpikir dari mana Bapak bisa mendapat uang untuk membiayai semua kebutuhan edukasi saya dan kakak. Sekarang saya terharu bila berpikir tentang hal itu karena sudah bisa berpikir tentang income dan expense. Pasti Bapak dulu berusaha sekuat tenaga untuk mencukupi semuanya dan usaha kanan kiri :(
Alhamdulillah cita cita Bapak tercapai, doa Bapak Ibu dikabulkan oleh Allah SWT. Bapak dulu sering menyatakan bahwa setidaknya anak anaknya harus berpendidikan lebih tinggi dari Bapak (Bapak lulus SMA, tukang kayu dan bangunan beberapa tahun dan program guru 1-2 tahun, bukan sarjana pendidikan), dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Meskipun sampai sekarang belum ada anak anak Bapak yang meneruskan karir mengajarnya, namun setidaknya anak anaknya telah menyelesaikan studi pendidikan tinggi masing masing dan telah memiliki penghasilan dan membuat cerita yang bisa membuat Bapak bangga.
Bapak saya ini pria yang sederhana, dan pribadi yang suka berkecimpung di dunia sosial. Pernah jadi coach sepakbola pemuda kelurahan, pernah jadi bendahara RW, jadi penanggung jawab koperasi RT, jadi KPU kelurahan, sampai jadi anggota wali murid di SD ku. Saya sendiri sangat bangga saat melihat Bapak bertugas di lingkungan masyarakat sekitar, dan tidak bisa dipungkiri juga saya ikutan tenar dengan label " Anak e Pak Guru Yamto". Hehehe
Bapak saya, Bapak Suyamto yang sangat saya sayangi, adalah pacar saya nomer satu. Pacar nomer satu saya yang mau repot repot setiap pagi mengantarkan saya ke sekolah yang cukup jauh, dan lagi, berbeda arah dengan tempat kerjanya. Dan yang rela hati menjemput saya malam malam di sekolah pulang latihan teater.
Bapak yang setiap malam di masa kecilku menceritakan cerita sebelum tidur tentang Batu Menangis, Kancil Nyolong Timun, Timun Mas, dan cerita wayang. Bapak yang mendendangkan lagu lagu nina bobo ciptaan sendiri yang sangat payah nada dan liriknya, dan Mocopat yang sekarang saya sangat banggakan karena banyak generasi saya yang ternyata tidak bisa menyanyikan lagu yang menjadi indentitas budaya Jawa itu. Saya merasa jadi anak memiliki The Best Daddy on Earth. :)
Bapak yang selalu menonton pertandingan olahraga di TV mulai dari sepakbola, tinju (selalu rebutan acara tv minggu denganku), volly, bulutangkis, dan balap motor. Bapak yang selalu ceria menceritakan kebanggaannya ketika bercerita betapa murahnya biaya kuliah saya karena lulus test SPMB dan beasiswa prestasi yang saya terima. Dan Bapak saya yang sebenernya gigi depannya ompong kayak Mas Wowo, tapi pakai gigi palsu. Hehehe. Bapak saya yang segala buat keluarga kita. :)
Kembali tentang pensiun Bapak.
Saya tidak tahu apakah ini perasaan khawatir atau apa. Saya berpikir bahwa besok besok pasca pensiun mungkin Bapak akan sangat merindukan meja kerjanya, akan merindukan lorong lorong sekolahnya, dan anak anak muridnya yang ramah dan ceria itu. Rekan kerjanya yang sangat terasa kekeluargaannya dan kesibukan bekerja. Atau mungkin malah Bapak akan menikmati kebebasan setelah lama bekerja, dan akan menyibukkan diri di rumah saja. Entahlah, saya hanya berharap yang terbaik buat Bapak.
Oiya, Bapak senang kemaren menerima banyak hadiah hadiah dari rekan rekan dan anak muridnya setelah acara perpisahan di sekolahan (horor amat, katanya pada nangis semua, woow). Ada sajadah, baju koko, peci, kain batik, hiasan dinding, dan sprei set (langsung aku claim.. hahaha) dan banyak lagi. Beberapa hari ini ada beberapa anak murid yang rajin smsan sama Bapak, katanya udah kangen aja. Hehe. Hal hal ini semakin membuat saya bangga pada Bapak saya ini, my Dad is loveable :)
Saya tidak tahu apakah ini perasaan khawatir atau apa. Saya berpikir bahwa besok besok pasca pensiun mungkin Bapak akan sangat merindukan meja kerjanya, akan merindukan lorong lorong sekolahnya, dan anak anak muridnya yang ramah dan ceria itu. Rekan kerjanya yang sangat terasa kekeluargaannya dan kesibukan bekerja. Atau mungkin malah Bapak akan menikmati kebebasan setelah lama bekerja, dan akan menyibukkan diri di rumah saja. Entahlah, saya hanya berharap yang terbaik buat Bapak.
Oiya, Bapak senang kemaren menerima banyak hadiah hadiah dari rekan rekan dan anak muridnya setelah acara perpisahan di sekolahan (horor amat, katanya pada nangis semua, woow). Ada sajadah, baju koko, peci, kain batik, hiasan dinding, dan sprei set (langsung aku claim.. hahaha) dan banyak lagi. Beberapa hari ini ada beberapa anak murid yang rajin smsan sama Bapak, katanya udah kangen aja. Hehe. Hal hal ini semakin membuat saya bangga pada Bapak saya ini, my Dad is loveable :)
Sehat selalu, Bapak
Kami mencintaimu.. selalu dan sangat
on my bed in the chilly nite
Tidak ada komentar:
Posting Komentar