Selasa, 26 Juli 2011

Anak laki-laki dengan kaki X



Setiap mengantar bapak pagi- pagi ke tempat kerja, saya selalu melewati desa pinggir sungai Bengawan Solo. Desa itu cukup menarik karena banyak rumah-rumah besar dengan tembok dari anyaman bambu beserta halamannya yang luas-luas. Classic sekali, berasa benar-benar di desa yang  belum tersentuh modenisasi dalam desain hunian. Mungkin bisa jadi tuh inspirasi buat someday foto pre wedding :P.  Namun yang paling menarik perhatian saya adalah anak laki laki yang selalu bermain sendirian di kebun atau halaman salah satu rumah warga di sana. Anak lelaki yang kalo saya taksir mungkin sekitar kelas 4 SD. Sering saya melihatnya memakai kaos hitam dan selalu dengan boxer hitam. Ketika saya melintas agak dekat, saya selalu memperhatikan bahwa dia selalu menggenggam uang kertas sekitar 1000-2000.
Bukannya pergi ke sekolah, si anak malah jalan-jalan, jajan atau bermain-main sendirian di kebun dekat pagar teh-tehan. Mungkin satu alasan fisikal yang jadi alasan anak itu tidak pergi ke sekolah, cacat fisik si anak itu. Kedua kaki anak itu tidak lurus memanjang hingga menyentuh tanah, tapi berbentuk X. Sepasang kakinya tidak dapat lurus 180 derajat layaknya kita berdiri tegak, tapi lututnya melipat hingga betis dan pahanya seperti membentuk sudut 90 derajat. Dan ketika melihatnya berjalan, umm rasanya langsung ingat bersyukur bahwa kita bisa berdiri tegak dan berjalan dengan baik.
Anak laki-laki itu cukup bersih dan (ehem) cakep, dan tidak menunjukkan cirri fisik seperti wajah (maaf) penderita down syndrome dan anak berkebutuhan khusus lainnya. Dan Bapak bilang, anak itu normal koq, memang fisiknya g sempurna. Tapi sayangnya anak itu tidak disekolahkan, jadi yaa..dia main-main saja sendirian. Ummm how poor… rasanya kalo saya ada sedikit keberanian dan kesempatan, mungkin saya ingin ngobrol sebentar. Rasanya begitu di sayangkan, anak yang punya potensi yang sama, tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi yang dipunyainya. 
Sedikit ni saya sok2an mengutip dari Undang-Undang Negara kita tercinta, meski tidak begitu hapal detilnya, bahwa semua warga negara (termasuk anak-anak juga kan) memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan dan  penghidupan yang layak. Bukan begitu? Tapi rasanya masih jauh dari harapan, kondisi ideal dimana poin itu di realisasikan secara merata.
Tapi bagaimana pun pandangan kita, orang tua anak tersebutlah yang paling tahu kondisi si anak, dan pasti ada pertimbangan tersendiri kenapa si anak malang itu tidak disekolahkan. Meski saya cukup menyayangkannya. Semoga dan semoga, semua yang baik selalu dilimpahkan ke anak manis itu. ^^

picture taken from: http://www.google.co.id/imgres?q=boy+crying&um=1&hl=id&client=firefox-a&sa=N&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1066&bih=418&tbm=isch&tbnid=WHbB4z4YecrfRM:&imgrefurl=http://gorillasguides.com/2006/11/04/at-his-sisters-funeral/&docid=8SrRWrZrgf0W5M&w=450&h=316&ei=iXsuToySL8zRrQfXrtCVAw&zoom=1

Senin, 25 Juli 2011

Mom's kiss and hug

apa arti cium dan peluk bagi anda?
oke, kita persempit objeknya, apa arti cium dan peluk dari ibu anda?

mungkin bagi banyak orang, peluk dan cium ibu adalah hal yang sangat menyenangkan dan indah. dan saya cemburu pada hal itu, karena menurut saya peluk dan cium ibu pasti akan jadi hal yang aneh dan kikuk. tapi saya sangat menginginkannya.

saya masih ingat terakhir kali dicium dan dipeluk ibu (cipika-cipiki di hari lebaran g ikut dihitung). it was my 9th birthday party, 13 years ago. itupun karena mau dipoto sama om yang tugas memfoto. heeehh. tapi menurutku itu impressif dan g terlupakan sampai sekarang. dan akan kembali terasa aneh kalau ibu, memelukku dan menciumku di umur yang sekarang. aku juga masih sangat ingat saat ibu di rumah sakit, saat kakak saya datang, ibu memeluknya, dan menangis. dunno why, saya g ikut menangis, mungkin saya c.e.m.b.u.r.u. oh ya, mungkin aku akan menagih peluk dan cium itu di hari pernikahannku nanti, insya allah. kapan? masa sih harus ditagih?
sebenarnya saya sudah terbiasa dicium dan dipeluk, oleh Bapak. Bentuk curahan kasih sayang yang dibiasakan dari kecil, dan tidak berkurang sampai sekarang. dan tetap tidak aneh dipeluk dan dicium oleh bapak, tapi oleh ibu? i can't even imagine.

Mari kembali lagi pada satu term yang wajib di bold dan underline. bentuk curahan kasih sayang bapak ibu. Sangat jelas disimpulkan bahwa curahan kasih sayang Bapak dan ibu bukanlah dari seberapa sering kita dicium dan dipeluk. tapi, mari coba kita lihat sekeliling sebentar. Sarapan, dompet, motor, baju, obat, selimut, buku raport, KRS bahkan perut kita dan senyum kita. Pasti ada peran besar Bapak-Ibu pada hal-hal itu. ya, curahan cinta Bapak-Ibu come in various ways, meski g bisa dipungkiri juga peluk dan cium dari bapak dan ibu, berpengaruh pada perkembangan psikologis si anak, salah satunya pada saat ia sudah dewasa ^^

Exotics of Sundak Beach


Exotics of Sundak Beach

Looking for cheap and unforgettable holiday trip? Let’s go touring to Sundak Beach.
Sundak Beach is one of beach tourist resorts in Jogja. Sundak is derived from Asu or dog and Landak or porcupine. It was a local legend that there was a fight between a dog and a porcupine which bought blessing for the people around. The blessing was the finding of fresh water spring in a cave of the fighting spot near the beach. Then, the fresh water spring was consumed by the people around. Finally, people named the beach as Sundak.
This beautiful beach which is in line with Baron beach, Kukup beach dan Krakal beach is one of Jogja’s south beaches. Baron, Kukup, and Krakal or BKK for short, are beaches which are commonly targeted as tourist destination by tourists either local or international. Thus, this beach is not as crowded as BKK. In fact, that is the best part. It feels like Sundak beach is our own private beach, and we can do anything we want there, freely. ^^

The beauty of Sundak beach is undeniable. We can enjoy the blue sea, soft white sand, beautiful waves, and little island +20 meters of the ashore which breaks the big waves and creates beautiful little wavelength on the ashore.  One word for Sundak beach= awesome! Sundak beach is not only beautiful but it is also quite safe to play or swim in the water nearby the beach. It is because the well-known big and dangerous waves of Indian Ocean on south beaches are broken by a little island and group of reefs in front of the seashore. Thus, we could play or swim in the water behind the little island or we can just step our feet on the bottom of the coral reef. But be careful, because the sharp reef may hurt our bare feet euwww...Other way to explore the beauty of Sundak beach is going up to the higher hill at the east part which sticks out into the sea. There, we can enjoy the gorgeous view of the sea and the beach from the place above. Wonderful! The clean and colorful traditional boats give more impressions of modest life on the beach far away from modern dan complicated life in town. Well, it feels like we’re going to be beach boys and beach girls for little while...uuuyeee
Stay at night around the beach? no problemo! Around the Sundak beach, there are some inns which directly face the sea, so, the sound of the sea waves will be the music for our sleeping time. Besides, we can spend the night by enjoying the wind blow of the sea and sound of the waves under the night sky with sparkling stars and moonlight. Don’t forget to play romantic song with your acoustic guitar and make a campfire to warm up the surrounding. Night at Sundak beach is definitely numero uno!
It is not so hard to get Sundak Beach. Following the direction board along the road is enough to get to Sundak Beach or go back home. However, some sinuous roads and some intersections make us confused to decide the right track. When the trip starts from Solo, we can take a route through Karangdowo-Cawas-Ngawen-Wonosari-Semanu-Tepus which has quite-well-condition roads.  It is about 3-3,5 hours to get Sundak beach from Solo with the speed of 60-80 km/hour. The teak trees and green views along the road make our journey no longer boring. Moreover, the distance will unconsciously be ignored when we get along by motorcycles touring together with our friends.
Yup, that’s little story about Sundak beach in full-of-fun touring and outing program with FSC-mates (Friday Speaking Community) July 16th -17th 2011. Thanks, guys. See you in the other outing program. Ciao!


by: Dinar Raskal

Eksotisme Pantai Sundak

Mau liburan murah dan unforgettable? ayo touring ke Pantai Sundak.
Pantai Sundak adalah salah satu object wisata pantai di Jogja. Sundak berasal dari kata Asu atau anjing dan Landak, yang menurut legenda masyarakat sekitar dahulu terjadi perkelahian antara Asu dan Landak yang membawa berkah bagi warga. Berkah tersebut adalah ditemukannya sumber air tawar di sebuah gua di dekat pantai yang bisa dimanfaatkan warga.

Pantai indah ini merupakan salah satu pantai selatan Jogja yang sejalur dengan pantai Baron, Kukup dan Krakal. Baron, Kukup, Krakal atau BKK adalah pantai-pantai yang sering dijadikan tujuan wisata para turis, domestik maupun manca. Maka, pantai Sundak ini memang tidak seramai BKK, tapi justru itulah asyiknya, berasa di pantai pribadi, ahayyyy....yang narsis, yang romantis, yang eksis, semuanya bisa pol-polan di sini.
untuk masalah keindahannya? jangan tanya... Pasir putih yang lembut, ombak yang indah yang sambung menyambung, dan pulau kecil sekitar 20 meter dari bibir pantai yang memecah ombak besar dan menghasilkan riak-riak cantik di bibir pantai. 1 kata= cantik! Selain indah, pantai ini juga cukup aman untuk bermain air di pantai karena ombak pantai selatan yang terkenal ganas dipecah oleh pulau kecil dan gugusan karang di depan bibir pantai. Jadi, kita bisa main air di belakang pulau dan menginjakkan kaki kita di dasar pantai yang berkarang. tapi tetap hati-hati yaaa..karena karang yang tajam bisa-bisa merobek kulit kaki kita. euwww...atau bisa pula, kita naik ke bukit yang agak tinggi dan menjorok kelaut sehingga kita bisa menikmati laut dan pantai dari atas. wonderful. perahu-perahu trandisional yang bersih dan colorful semakin mengesankan kita serasa jauh dari modern dan complicatednya kota untuk sejenak menjadi, anak pantaiiii...uuuyeee

Hendak  bermalam di sekitar pantai? no problemo! di pinggir pantai Sundak ada beberapa penginapan yang langsung menghadap ke pantai, sehingga malamnya tidur kita akan serasa di iringi musik deburan ombak. Selain itu kita bisa menghabiskan malam menikmati angin laut dan suara-suara ombak langsung di bawah langit berhias bintang dan bulan bersama alunan gitar dan api unggun yang hangat. (ingat! buang sampah pada tempatnya, bakar kayu ato makanan yang aman saja, jangan bakar penginapannya yaa.., ato siapa mau debus? ngemut bara api? wkwkwkwk). Malam di Pantai Sundak emang numero uno!

Jalur menuju Pantai Sundak ini tidak terlalu sulit. Cukup mengikuti papan penunjuk jalan saja kita bisa mencapai pantai sundak maupun kembali pulang. Tetapi, jalan yang berkelok-kelok dan beberapa percabangan jalan terkadang membuat kita bingung. Jalur dari Solo, bisa di tempuh lewat Karangdowo-Cawas-Ngawen-Wonosari-Semanu-Tepus yang melewati jalan-jalan yang lumayan bagus. Dengan kecepatan 60-80 km/jam dari Solo sampai ke Pantai Sundak bisa di tempuh selama 3-3,5 jam. , Pohon-pohon jati dan pemandangan hijau membuat perjalanan menjadi tidak membosankan. Apalagi kalau ditempuh dengan touring sepeda motor bersama teman-teman, semakin tidak terasa jaraknya.

Yup, begitulah sedikit cerita tentang pantai Sundak hasil touring and outing program bersama teman-teman FSC (Friday Speaking Community) yang full of fun 16-17 Juli 2011. Thank you, guys.. See you in the next outing program. ciao...




by: Dinar Raskal

Jumat, 22 Juli 2011

Learning from Hospital

Mungkin banyak yang beranggapan rumah sakit adalah tempat yang horor dengan lorong-lorong panjang, bau karbol dan serba putih dimana-mana yang terasa membosankan. Bau obat dan bangsal-bangsal dengan ranjang-ranjang yang di sana terbaring, bapak, ibu, adek, kakak maupun bayi yang sedang dalam perawatan beserta infus, selang, perban dan lainnya. Tapi ternyata banyak yang bisa saya maknai dari interaksi dan kesan yang dihadirkan tersebut.
Saya melihat begitu banyak cinta di rumah sakit. Mengapa demikian? Coba perhatikan sejenak. Keluarga menunggu anggota keluarganya yang sedang sakit, suster-suster yang ramah merawat dan mengecek kondisi si sakit. Anak menyuapi bapaknya yang terbaring lemah di ranjangnya. Ibu yang membawa jalan-jalan anaknya sambil mengangkat infus si anak. Lihat, dia sudah tidak mengangis lagi, bahkan tertawa riang memamerkan gigi depannya yang ompong dan lesung pipitnya yang sungguh manis . Tetangga-tetangga yang menjenguk dan mendoakan si sakit supaya lekas sembuh. Bukankah tepat bila saya simpulkan banyak cinta yang begitu terasa di sini? Ketulusan rasa yang membuat orang berbuat demikian untuk orang-orang yang tercinta, dan doa-doa yang selalu di ucapkan untuk mereka agar sembuh kembali dan menjalani hidup seperti hari-hari kemarin dengan lebih baik tentunya.
Perjuangan hebat untuk sembuh begitu terasa disini. Infus, jarum, obat yang pahit, selang-selang  yang mengganggu  itu diijinkan bersinggungan dengan si sakit, asalkan kesembuhan segera hadir. Sakitnya operasi, biarlah, demi perginya penyakit pada si sakit. Satu-dua-tiga hari terbaring di ranjang ini tak apala, bersabar dan bertahan, dan semua demi satu tujuan, kesembuhan.
Di sinilah kepasrahan dan ketabahan begitu tergambar di wajar orang-orang karena seberapa besarpun usaha yang dilakukakan untuk kesembuhan si sakit, semua keputusan tetap kembali ke kuasa Sang Pembuat Hidup. Dan saya belajar tentang kepasrahan dan ketabahan di sini karena sebenarnya saya masih jauh dari dua hal hebat tersebut dan menguatkan diri bahwa “everything happens for a reason”. Get well soon, my beloved Dad.






Feb 24 2011

When God gave us more tasks to do

Benar sekali, minggu ini is really hard, and the hardest part is seeing Dad in desperate in such a condition. aku masih ingat benar, malam sebelum cobaan itu datang.
Aku mimpi buruk tentang the end of the day dan aku ketakutan, jam 4 pagi terbagun dengan masih berdebar-debar rasanya jantung ini. lalu aku kembali tidur.

Satu jam kemudian, jam 5pagi. Ibu tiba-tiba membangunkanku di tengah tidurku yang belum lama di kamarku yang masih remang-remang lampu tidur. "Bangun, Din, ada uang g?", aku pikir ini pasti mimpi.
"Buat apa?"jawabku masih bermalas-malasan. "Bapak sakit. Kita ke rumah sakit sekarang, badannya g bisa digerakkan sebelah" jawab ibu.

Sontak aku tersadar dan langsung ganti baju, dan menyiapkan kendaraan, tanpa sempat cuci muka dan gosok gigi. Bapak masih tergolek di tempat tidur kamar tengah dengan mata terbuka dan terlihat begitu shock dan napas yang terengah-engah.
tanpa berlama-lama, segera kita membawa Bapak ke rumah sakit. Bertiga dengan satu motor, dan aku di depan. Saat itu aku benar-benar merasa, Pak, Bu, aku bisa menjadi anak perempuan dan anak lelakimu. Kalian bisa mengandalkanku meski ada lelehan hangat dari kedua mataku.
Alhamdulillahnya rumah sakit dekat dari rumah. Bapak langsung dibawa  ke ruang ugd dan ditangani langsung oleh dokter jaga dan para perawat. Setelah di cek ini-itu, Bapak di sarankan untuk CT-scan dan opname, kita mengiyakan. Aku bergegas menuju bagian informasi untuk mengurus pendaftaran opname. sambil mengisi form pendaftaran, aku melirik sebuah kertas hasil pemeriksaan awal tadi, dan aku sempat membaca hasil diagnosis dokter pagi itu. STROKE. aku lemas.
I couldn't believe it. banyak sekali "bagaimana-mungkin" di kepalaku. bagaimana mungkin Bapak, bapakku yang tersayang, yang guru olahraga, yang rajin badminton, lumpuh karena stroke. Bagaimana mungkin bapak yang selalu sehat dan ceria bersama murid-murid SD-nya terserang stroke. Bagaimana mungkin Bapak yang aku sayangi tidak bisa maen badminton lagi, bagaimana rasanya... kuat, Din! kamu bisa menghadapi ini dengan tenang. Faktanya, tidak!
Dua hari pertama di rumah sakit, Bapak tidak bisa menyembunyikan shock dan kesedihannya. aku lihat air mata itu. Damn! aku g kuat, sampai-sampai musti cari toilet untuk membiarkan si air mata yang memaksa keluar.
Karena Bapak di rumah sakit, ibu menjaga Bapak, dan aku yang tidur di rumah. S.e.n.d.i.r.i.a.n. ya, sendirian di rumah yang cukup besar untuk dihuni 3 orang. dan selalu di liputi ketakutan dan kesedihan tiap malam, takut ada maling, takut ada ih-ih, takut sepi, takut ada suara-suara, haaaahhh penakut sekali dan sedih, karena bapak-ibu tidak di rumah.
dibalik semua cobaan itu, ternyata banyak yang bisa saya maknai perlahan-lahan. mungkin Gusti Allah memang menugaskannku untuk jadi anak yang baik, yang g sering pulang malem, yang g terus-terusan di luar rumah. Mungkin lewat cobaan inilah yang mungkin saya maknai menjadi cambuk bagi keluarga kita untuk tetap saling menguatkan dan semakin menunjukkan cinta keluarga yang sebenarnya. Maafkan aku, Bapak, Ibu.. i love you..

.end of February 2011.