Haloo.. hehe maap late post untuk postingan kali ini. Well, sepertinya sayang juga sih kalo g mengabadikan cerita petualangan kecil saya beberapa minggu yang lalu lewat tulisan di blog. Kali aja ada yang terinspirasi buat cari tempat liburan, dan sekalian mempromosikan wisata Jogja. hehehe.
Here we go,
Beberapa waktu lalu, saya terserang kebosanan tingkat dewa. Bosan tentang kerjaan yang enggak membuat saya banyak bergerak dan berpikir. Malah jadi gampang stressful dan ngedrop. Dari situ saya meniatkan diri untuk segera refreshing dan mengajukan permohonan pindah kantor saking g kuatnya.
Eeh.. malah ngedrop lagi sebelum mengajukan pindah kantor dan refereshiing. Dalam 6 minggu saya ngedrop 3 kali, praktis dalam 2 minggu sekali saya ngedrop. Ngedrop disini tuh panas, dingin, pusing, batuk, lemes dan sebangsanya saking dinginnya area kerja saya ini. Imunitas saya jadi bener bener KO. Setelah mengunjungi Pak Dokter, saya didiagnosa kena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Parah?? No. Hanya imunitas jadi lemah karena cuaca ekstrem dan pernapasan dan alergi alergi yang mengganggu, di tambah adanya efek hujan abu erupsi Gunung Kelud. Komplit sudah.. :(
Suatu pagi di hari Jumat, saya buka FB (seperti biasanya) dan masih kondisi marahan sama Captain, karena enggak ditegokin pas sakit kmren. Huh! Kadang enggak ngerti what's in his mind, kan saya bukan pembaca pikiran, makanya sharing doong. Pada Home Facebook saya lihat ada postingan foto temen fotografer, sebuah tempat yang keren banget dan hijau di Jogja. Tanpa ragu lagi, saya langsung memutuskan, itu destinasi saya touring akhir pekan ini. Yeaaahh, back to nature.
Untuk merealisasikan surprising plan ini, saya tidak memberitahu Captain destinasi saya, cukup menginfokan bahwa kita berangkat pagi dan siapkan armada roda dua (biar romantis *halah). Setelah sedikit nanya nanya dan googling acak, saya packing kecil kecilan, charging batre hape, kamera, dan ipod sampe penuh, dan meluncur ke stasiun Purwosari menuju Jogja, berkereta lagi... oh I love it :)
Yep, kereta lokal, Jogja Solo pagi itu, Sriwedari Express. Cukup bayar 20.000, saya mendapatkan pelayanan kereta yang sesuai ekspektasi saya, longgar, bersih, rapi dan adem. Quick look inside the train.
Walaupun cuma 1 jam berjalanan, saya menikmati perjalanan berkereta api pagi itu. Hawa segar, dan pemandangan sawah yang hijau di kanan kiri rel kereta api, serta music yang mengalun lewat earphone, seperti sebuah kombinasi pagi yang sempurna. aseeekk. Lihat saja, sinar matahari pagi yang hangat lewat jendela jendela kereta. Amazing.
Ini nih bagian paling susah: ngebangunin Captain. Setelah usaha menelepon beberapa kali, akhirnya makhluk ganteng (kalau abis mandi) ini bangun juga dan buru buru bersiap jemput makhluk cantik yang sudah mandi (tentu saja itu saya :P). Sambil menunggu Captain jemput, saya menghampiri warung 24 jam depan stasiun Lempuyangan Jogja. Sarapan pagi dulu, mie rebus dan telor di depan stasiun Lempuyangan di tengah suasana stasiun yang khas, porter, supir taksi, mahasiswa yang pulang mudik, keluarga kecil yang mau jalan jalan, tukang becak yang sarapan bareng, dan dialek khas Jogja menyenangkan.
Setengah jam kemudian, Captain dateng dengan Vario Tech yang juga ganteng (*halah apaan sih). Wajah bersih (abis mandi sih) tapi masih ngantuk itu ngirit senyum, padahal sayanya cengengesan nggak jelas. Maklum, udah beberapa minggu nggak ketemu, kangen ceritanya. Ok, skip bagian romantis romatisannya nya. Kita langsung meluncur ke destinasi, saat itu baru saya deklarasikan dengan pede ke Captain, pagi itu kita akan jalan jalan ke Kebun Buah Mangunan, Manding, Bantul, Jogja. (*kepedean).
Kita menikmati perjalanan pagi itu, traffic longgar dan cuaca sedikit mendung. Kita ambil jalur jalan Parang Tritis, dan kita terus melaju ke selatan, ke arah Bantul. 30 menit lebih berlalu, Captain mulai curiga aja.
" Bener nih, kebun buahnya di Manding?" tanyanya.
"Iya, kemaren udah aku googling koq" jawab saya. Tiba tiba ragu trus googling lagi di smartphone. Lamaaaa banget loadingnya.
Sambil berkendara pelan pelan, kita telah melewati daerah Manding dan tidak menemukan tanda tanda adanya kebun buah. Cling, berakhir juga loadingnya dan saya baca perlahan lahan dengan innocent nya " Kebun Buah Mangunan, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta"
Haaaaahh??!!"
Seketika, Captain menghentikan laju motornya, dan menepi, mengambil smartphone (yang lebih keren) di kantongnya dan googling. Sial. Loading smartphone dia super cepat.
"Sayang, tau nggak Dlingo itu mana?" tanyanya dengan muka kesel.
"G tau, maap, salah baca info.. aku pikir di Manding" masih muka memelas.
Ingat, salah baca info di website bisa berakibat fatal saat berwisata.
"Dlingo itu kecamatan paling ujung di Bantul, udah perbukitan, sebaliknya bukit udah pantai tuh, beda kecamatan (Gunung Kidul/Kulon Progo--lupa ah). Dan kita melaju jauh di arah yang salah. Koq bisa sih Dlingo jadi Manding, hadeeewh"
"Huks.. maap.. jadi gimana dong"
"Kesiangan nggak klo kita ke sana? butuh 1,5 jam sampe sana. Dan semoga sih g hujan, apa ganti destinasi aja?"
Dan negosiasi antara jadi berangkat ato enggak pun berlanjut dan berakhir dengan saya ngambek. :P
Captain g tega kali melihat saya yang kecewa berat, dan diem dieman. Akhirnya Captain puter arah dan kembali ke jalur jalan utama. Aku pikir kita akan kembali ke Jogja kota. Ternyata Captain mengarahkan motornya menuju ke Imogiri, Bantul dan lanjut ke Dlingo. Kita sama sama mencari Taman Buah Mangunan. ;)
1,5 jam perjalanan ke selatan, kita melewati desa desa pinggir jalan, pasar tradisional, dan sekolah sekolah negeri. Kita mengikuti petunjuk jalan menuju ke Imogiri, dan Dlingo. Ketika jalanan mulai menanjak dan mengarah ke perbukitan, nah, kita baru yakin nih kita menuju ke jalan yang benar (tiada lagi tersesat). Hawa terasa lebih segar karena banyak pepohonan dan hutan hutan kecil di kiri kanan jalan. Melewati Kompleks Makam Raja di Imogiri, Melewati Kelurahan Mangunan, menanjak dikit, dan sampailah kita di Kebun Buah Mangunan di atas bukit.
Dengan tiket IDR 5000 kita bisa masuk ke tempat wisata ini. Komentar pertama ketika memasuki area wisata: Sejuk, segar dan tenang, di tambah dengan suara suara kicau burung yang menenangkan. Komentar kedua: mana buahnya nih??? Whaduuh. Ternyata saat kita di sana memang bukan musim panen buah, jadi yang terlihat berbuah hanya pohon pohon rambutan dengan buah merahnya yang menggantung. Selebihnya tidak ada, hanya rerimbunan pohon saja. Harapan kita terakhir adalah gardu pandang. Spot paling asik untuk menikmati pemandangan alam yang luar biasa dari puncak bukit. Yes.... dan inilah.. Gardu Pandang Kebun Buah Mangunan.
Dari gardu pandang inilah kita bisa membebaskan pandangan kita,
Okeeeeh,, foto foto dulu deh sama yang hijau hijau..
Mengamati alam dari Gardu Pandang. Subhanallah, beautiful bingiiiitt... hehe
Saya lupa ternyata hari itu hari minggu, jadi banyak anak muda yang berpikiran sama seperti kita untuk refreshing di sana. Haiiih, aku pikir tempatnya bakalan eksklusip karena belum banyak pengunjung. Ternyata cukup rame juga.
muka bete dan masih ngantuk karena di paksa melayani napsu berpetualang di hari minggu saya.. wkwkwkwk
Nah tuh.. kalo gini kan ganteng (meskipun efek abis mandinya sudah banyak berkurang).. hehe
ending postinganya di tutup dengan foto sok sokan dramatis. Hahaha.
Yeep, begitulah sepenggal cerita petualangan kecil saya sama Captain ke Kebun Buah Mangunan. Meskipun tempat wisata ini belum secara maksimal dikembangkan, tetapi ini salah satu wisata di jogja yang sangat recomended untuk merefreshkan diri, membebaskan mata ke pemandangan, dan menikmati tenangnya alam.
So pack your bag, siapkan bekal, let get another adventure. yeaaayy!! :D