Minggu, 19 Mei 2013

ENVY

Iri. Iri membuat saya semakin tidak sehat. Iri membuat saya jauh dariNya, lupa akan banyak hal yang wajib saya syukuri. Iri membuat saya lupa caranya menguasai diri sendiri. Saya termakan rasa iri, dan saya lupa caranya “tidak peduli”. Seakan saya membutuhkan orang lain, untuk mencongkel iri dari hati saya, karena lemahnya saya melawan rasa iri yang melelahkan. 


Saya iri pada sebuah kepastian hidup, keterjaminan, dan zona kenyamanan.  Saya iri karena melihat “seperti ini”, “seperti itu”, “seperti dia”. Saya iri pada hal-hal yang sudah mencapai standarisasi yang sebenarnya itu relative, dan manusia sendiri yang membuat standarisasi itu. Saya iri, dan itu menyiksa. Iri mengaburkan pandangan saya tentang proses dan hasil. Iri membuat kepercayaan saya, persistency saya lemah. Iri menjadikan saya lupa menutup mata dan menutup telinga tentang pendapat yang melemahkan. Rasa iri itu menekan, atau saya yang tidak kuat melawan, atau saya yang melankolis melihat dunia. Dimana saya yang percaya pada proses, dimana saya yang sudah ditempa untuk menjadi kuat. I envy.  


KepadaMu, Sang Maha Kreatif, Sang Maha Pemilik hati, jaga hamba dari rasa yang melemahkan ini. Saya, hambaMu yang lemah, dulu kuat melawan arus, yang mentransformasikan tekanan menjadi kekuatan untuk membuktikan, yang mengutuki diri sendiri ketika kurang bersyukur. Mohon dilimpahi kekuatan untuk percaya pada proses, mohon dijauhkan dari rasa iri dan kelemahan hati menghadapi kehidupan, bimbinglah hamba selalu di jalan syukur padaMu.  





closer to YOU. pink room.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar