Sabtu, 18 Februari 2012

janjijanjijanji


Saya pernah menuliskan beberapa umpatan karena sebegitu menekannya hingga rasanya sesak. Saat itu sebuah kata saja, saya jadikan sebagai status facebook (? Setelah beberapa tahun berlalu, saya merasa sangat bodoh melampiaskannnya di Facebook? Mengharap semua orang tahu?), karena kekecewaan yang mendalam akibat suatu kebohongan serta janji yang diingkari. Janji yang dengan sangat ditunggu, tidak dan selamanya tidak dipenuhi. Maafkan, saya masih terus memikirkannya sebagai hutang.
Sebenarnya janji yang seperti apa? Simple saja sesungguhnya, hanya pakansi yang terlalu saya harap-harapkan sebegitu dalamnya, dan terlalu jauh membayangkan yang indah indah dahulu. Tentang pasir yang luas dan lembut, tentang ombak yang menari nari menggoda dan saya pun akan menyambutnya, tentang karang dan rumah-rumah keong, hembusan angin, dan genggaman tangan yang hangat, dan senyuman yang nyatanya hampir kabur diingatan saya sekarang. Miris.
Namun pada akhirnya, saya menangis tanpa suara, berharap mengalirnya air asin dari mata itu sedikit memberi ruang pada dadaku yang sesak, tapi ternyata semakin sesak.
But it was long time ago....
 And everything seemed so blur..i needed to get back my glasses
Pantai Teleng…, masih ingatkah?


NOW,
Everyday is the starting point to be better, so there’s no time to make it bad! Semangat, honey!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar