Rabu, 16 November 2011

Empat Hari Menjadi Mahasiswa Jalanan


Bagaimana rasanya mahasiswa-mahasiswi yang mainnya ke kampus tiap hari, ketemu teman-teman kuliah dan dosen, bergelut buku, tugas, dan kertas mendadak menjadi mahasiswa jalanan yang mainnya sama supir-supir bus dan truk. It was super duper fun!!
Yup, saya bersama teman-teman mahasiswa tingkat akhir yang tengah dilanda derita nestapa karena tiap hari harus bercinta dengan yang namanya sekeripsih, langsung bersemangat mendengar tawaran dari salah satu teman saya (sebut saja namanya Mawar,, eh Anita ding! ckakakaka) untuk menjadi surveyor untuk survey oleh salah satu dinas yang berhubungan dengan transportasi darat pertengahan Oktober lalu. Selain membayangkan tantangan yang sepertinya menarik, fee hariannya lah yang sangat menggoda bagi kami para mahasiswa galau. Kalau saya estimasikan sih, fee harian untuk bertugas selama 8 jam bisa dibeliin cimol satu gerobak.
Setelah satu hari pelatihan di gedung pertemuan di kantor dinasnya, masi belum punya bayangan juga apa yang harus dilakukan di lapangan ntar.  (well, yang paling impressif dari 1 hari pelatihan itu adalah, nasi kotaknya,, fantastic…:D ) Tapi, begitu sampai dilapangan, wah…ternyata saya, bersama temen-temen yang notabene berwajah anak-anak innocent ini langsung beringas melaksanakan tugas sebagai surveyor, dibantu Bapak-bapak petugas dan juga Abang Polisi yang baek…^^.
Awalnya kita berpikir 8 jam itu lama banget, tapi ternyata, sampe tidak terasa dari pagi-pagi sekali kita berangkat dari rumah (anak sekolah kalah tuh) sampai lepas dhuhur rupanya. Setiap pagi sampai di TKP, saya bersama teman-teman masih cantik, bersih dan hingga siang hari sudah penuh debu, bau matahari dan wajah kucel tapi tetep ceria karena amplop cantik sudah menanti. Akakakaka… Hari pertama, kita mencoba on time, berangkat pagi-pagi sekali dan sudah cantik, tapi lama-lama sampai hingga hari terakhir, kita  berangkat dengan tergesa-gesa sampai belum sempat mandi juga. (sopo wii…)

Menjadi surveyor di jalanan ternyata berkesan sekali euyy.. kapan lagi saya, mahasiswi imut ini (hueeekkk..)menghadang truk-truk guedhe, truk container, truk gandeng, sampe truk adonan semen (kadang-kadang berasa seperti tukang palak), ketemu dan menginterview bapak-bapak sopir yang sangar, tatoan, hingga yang jarang sikat gigi…ewwwhhh. Ekspresi yang berbeda-bedapun ditunjukkan bapak-bapak sopir. Ada yang ramah, ada yang genit-genit, ada yang cuek, bahkan ada yang super panic mencari-cari surat-surat, karena dikira razia. Barang-barang yang diangkutpun macem-macem, dari paketan, mie, sandal, kambing, sapi, jerami, plastic, semen, rokok, tabung gas, mangga, sampe korok’an kuping (cotton bud). Bahkan ada, salah satu truk yang membawa jeruk memberi kita 5 buah  jeruk lhooo…(serasa diserahi upeti nih)^^. Dan satu lagi satu poin yang sangat mengesankan, kapan lagi saya bisa membuat jalanan Sragen –Karanganyar macet gara-gara saya dan diijinkan secara legal ^^, ckakakaka
Meski menjadi surveyor dadakan yang bertugas 8 jam di pinggir jalan, tidak se-ngeri terdengarnya koq.  4 hari yang melelehkan itu fun dan berkesan sekali. Yang jelas yang selalu membuat kita selalu on adalah karena tiap hari selalu berlimpah makanan dan minuman. Mulai dari nasi kotak, nasi bungkus, brownies, gorengan, aer mineral, pisang, roti, snack, sampe es klamud gratis…..^^ (big thanks to mas Fuat). Empat hari menjadi mahasiswa pinggir jalan, ternyata juga bikin kita amnesia tentang higienitas, cewek-cewek cantik ini (oke, Erry g masuk kategori ini) sampe kita tidak peduli makan di pinggir jalan, di pinggir kali limbah, pinggir sawah juga, penuh debu dan kadang asap mobil, bus , malah plus digodain bapak-bapak sopir truk ”asolole……...”. waduh waduh….
Karena hasil keringat ngobyek selalu diserahkan harian dengan amplop putih tercinta itu, maka dengan dengan semangat membara, mata berkilat-kilat, meski wajah sudah kucel tingkat akut, kita langsung saja berfoya-foya dan wisata kuliner sepulang ngobyek. Mau ayam goyeng? Bakso rusuk? Es teller?? Let’s go gage! Wkwkwkwk..
Tapi disamping semua fun itu, juga ada moment-moment yang membuat kita jadi jengkel dan desperate juga, dari dimarahi bapak kondektur, supir bus, sampe dimarahi ibu-ibu yang mau ke pasar dan kulit belang terbakar matahari. (sumpah, kita tetap membawa beauty kid selama menjadi mahasiswi jalanan).
Well,  4 hari menjadi mahasiswa jalanan rasanya menjadi sedikit melawan arus yang biasanya kita arungi. Empat hari yang unforgettable dan full of fun meski capenya juga tidak karu-karuan, tapi bersama teman-teman yang asik, bapak-bapak petugas dan mas-mas polisi yang baik dan menyenangkan, it was so exciting. Sayang, agenda survey itu hanya lima tahun sekali…hehehe…kalau terlalu sering mahasiswanya yang bahagia, petugas dinasnya yang mumet :D


2 komentar:

  1. D : kambingnya berapa kilo pak???
    Bpk : .....(garuk2 kepala mumet njawab)
    sungguh pengalaman yg sangat berharga^^

    BalasHapus
  2. hahahha....sangat...!! mbok kita ditinggali kambing satu ya... nggo kenang2an

    BalasHapus